IDXChannel - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL) menanggapi wacana merger operator seluler PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN).
Lantas, apakah aksi korporasi ini akan menjadi berkah atau musibah bagi Mitratel (MTEL)?
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko mengatakan, isu merger itu memberikan dua dampak terhadap perseroan yakni negatif dan positif.
Dampak positifnya, kata pria yang akrab disapa Teddy itu, konsolidasi kedua operator seluler tersebut bisa menjadi berkah bagi perseroan. Sebab, itu mencerminkan keduanya memiliki kekuatan tambahan yaitu kapasitas spektrum yang dimiliki.
Artinya, akan ada keterjangkauan sinyal telekomunikasi (coverage) baru untuk melakukan ekspansi yang lebih luas. Sehingga, juga akan menciptakan tiga pemain operator seluler di Indonesia.
"Kemampuan mereka ekspansi tentu mereka akan lihat siapa kompetitor kuat? Dalam hal ini adalah Telkomsel. Mereka akan lihat coverage Telkomsel di mana? Ada di tower Mitratel. Ini adalah berkah dari konsolidasi mereka. Melihat suatu opportunity yang besar. Jadi, negatifnya kecil. Kita melihatnya wah ini malah cerah," katanya dalam media gathering di Labuan Bajo, NTT, Selasa (6/8/2024).
Dampak negatifnya, ucap Teddy, meleburnya dua operator seluler ini akan menimbulkan risiko-risiko tertentu. Sehingga, jika dilihat dari sisi efisiensi network yang saling tumpang tindih dalam satu tower ada XL dan Smartfren, pasti salah satunya akan dipindahkan ke lokasi-lokasi menara yang lain.
"Risiko ada tapi kami meyakini risiko bisa kita di-manage," katanya.
Artinya, ujar Teddy, dampak negatifnya kecil buat Mitratel. Sebab, perseroan mengklaim sanggup untuk mengantisipasi perpindahan lokasi menara.
"Kita punya banyak daftar yang bisa dimaksimalkan oleh Smartfren dan XL saat mereka melakukan penataan terhadap network mereka yang baru," ujarnya.
Persaingan ini, diyakini Teddy akan menjadi persaingan yang sehat dan menjadi ajang pembuktian siapa yang bisa bertahan di industri ini ke depannya. Dia pun optimistis tiga pemain akan bisa semakin mengonsolidasi layanan.
"Sehingga peperangan bukan di level harga lagi. Tentu peperangan sejauh mana mereka tetap bisa ekspansi dan sebagainya. Nah, ini sisi positif yang kita yakini menghiasi dasar kenapa industri tower komunikasi masih bertahan dan makin akan tumbuh," katanya.
Sebagai informasi, penyewaan menara BTS untuk XL dan Smartfen berkontribusi terhadap pendapatan Mitratel yakni masing-masing 12 persen dan 3 persen sepanjang semester I-2024.
Jumlah menara yang dimiliki Mitratel mencapai 38.581 menara sepanjang semester I-2024. Angka ini tumbuh 5,1 persen jika dibandingkan periode sama tahun lalu yakni 36.791 menara.
Penyewaan menara (tower leasing) menjadi penyumbang terbesar pendapatan Mitratel yakni 83 persen di semester I-2024. Adapun pertumbuhannya mencapai 7,2 persen jika dibandingkan periode sama tahun lalu.
Sebagai informasi, Axiata Group Berhad, induk usaha PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan Sinar Mas mengumumkan penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MOU) tidak mengikat untuk menjajaki rencana merger antara XL Axiata dan Smartfren (FREN).
Aksi korporasi ini dalam rangka menciptakan entitas baru atau MergeCo.
Dari keterbukaan informasi BEI, Rabu (15/5/2024), Corporate Secretary EXCL Ranty Astari Rachman mengatakan, rencana transaksi ini masih dalam tahap evaluasi awal, di mana Axiata dan Sinar Mas memiliki tujuan untuk tetap menjadi pemegang saham pengendali dari MergeCo.
"Pada saat ini, diskusi yang sedang berlangsung antara para pihak belum menghasilkan kesepakatan atau penyelesaian rencana transaksi yang mengikat," katanya.
(Dhera Arizona)