Selain itu, Fitch memperkirakan pendapatan ISAT pada 2023 akan naik 8 persen menjadi Rp50,5 triliun, dari perkiraan Rp47 triliun pada 2022.
Peringkat Indosat, menurut Fitch, mencerminkan posisinya sebagai operator selular terbesar kedua di Indonesia, dengan pangsa pasar pendapatan sebesar 24% di kuartal III 2022, lebih tinggi dari PT XL Axiata Tbk (EXCL) sebesar 16%.
"Kami berharap Indosat setidaknya dapat mempertahankan pangsa pasarnya, didukung oleh kualitas jaringan dan jangkauannya di Jawa, serta ekspansi yang berkelanjutan di luar Jawa," tulis Fitch.
Sepanjang perdagangan hari ini, pergerakan saham ISAT mengalami volatilitas yang cukup tinggi. Sempat menyentuh level tertingginya di 6.375.
Namun, level tersebut tidak mampu dipertahankan oleh ISAT, dan saham operator seluler ini cenderung tertekan dan menyentuh level terendah di 6.050.
Kemudian di menit-menit terakhir jelang penutupan perdagangan di sesi kedua hari ini, saham ISAT berbalik ke zona hijau dengan menguat 2,02% di level 6.300.
(FRI)