"Menurut Statista Market Insight, 55 persen konsumen makanan ringan di Indonesia adalah kelompok milenial dan gen Z," katanya.
Apalagi, kata Jeffrey, saat ini penetrasi produk keju di Indonesia stagnan, bahkan cenderung turun. Oleh sebab itu dibutuhkan inovasi untuk terus memperkenalkan keju ke masyarakat lewat produk snack berbahan dasar keju.
"Dengan inisiatif strategi ini diharapkan dapat terus menjaga posisi Prochiz sebagai keju nomor satu di Indonesia," katanya.
Penambahan produk ini juga tidak akan berdampak pada perluasan pabrik. Kegiatan produksi akan dilakukan di pabrik milik GOOD yang ada di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dengan sumber daya manusia yang ada.
Dari sisi kelayakan bisnis, Penilai Independen menyebut bisnis tersebut layak dengan Net Present Value (NPV) Rp16,6 miliar dan Internal Rate of Return (IRR) 45,67 persen, jauh di atas tingkat diskon faktor standar 11,25 persen.