Aksi korporasi tersebut berpotensi meraup dana segar Rp5,5 triliun dengan potensi dilusi 13,9 persen. Dana hasil rights issue akan digunakan untuk mempertahankan kepemilikan penuh atas anak usaha utamanya, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), yang akan dialokasikan untuk pelunasan utang.
"Aksi korporasi ini merupakan langkah strategis TOWR untuk mengamankan pertumbuhan kinerja jangka menengah, sekaligus meningkatkan kontribusi bisnis konektivitas B2B dan B2C di tengah tantangan industri," tulis analis Samuel Sekuritas Jason Sebastian Jumat (11/7/2025).
Kinerja kuartal I-2025 masih stabil
TOWR membukukan pendapatan Rp3,2 triliun atau tumbuh 5,3 persen secara tahunan hingga kuartal I-2025. Kinerja ini ditopang oleh kontribusi PT Inti Bangun Sejahtera (IBST) yang resmi dikonsolidasikan sejak kuartal III-2024
Meski demikian, rerata tarif sewa menara turun 3,9 persen yoy ke Rp12,3 juta sehingga membatasi pertumbuhan pendapatan. EBITDA tercatat Rp2,67 triliun dengan margin stabil 83,5 persen. Sementara laba bersih Rp803 miliar, turun 9,6 persen secara QoQ akibat kerugian kurs.
Ke depan, kebutuhan relokasi menara oleh XL Smart yang berupaya menyaingi Indosat diperkirakan akan menopang permintaan. Ini sekaligus mengimbangi potensi churn atau pengurangan sekitar 2-3 persen atau sekitar 700 menara mirip dengan dampak merger Indosat-Hutch.