”Saham-saham batu bara ada di corrective wave, tetapi di wave B, sehingga berpeluang untuk rebound kembali dalam jangka pendek hingga menengah,” tutur Andhika.
Untuk jangka panjang, Andhika melihat saham-saham batu bara sudah selesai kenaikannya, dan harga saham ADRO di kuartal III-2023 diperkirakan akan kembali ke level 2.500-an.
Ada beberapa hal yang memengaruhi sentimen batu bara. Antara lain adanya tensi panas perang Rusia-Ukraina yang menyebabkan harga batu bara terbang tinggi.
”Sekarang batu bara koreksi karena adanya inflasi yang tinggi sehingga ada ancaman resesi, ada hambatan ekonomi,” ujarnya.
Jika ada resesi, penggunaan batu bara sebagai pembangkit listrik untuk mesin produk pabrik-pabrik akan berkurang. Selain itu, saat ini negara-negara maju, khususnya negara Eropa sedang transisi ke energi terbarukan yang bersih.
Harga gas alam yang menjadi subtitusi batu bara turun sehingga negara-negara maju kembali menggunakan gas alam.
”Dulu harga gas alam sempat naik karena Rusia-Ukraina, jadi negara-negara itu subtitusi ke batu bara pas, harga gas itu naik,” ujarnya.
Andhika menambahkan sudah selesainya musim dingin juga menjadi alasan yang memengaruhi sentimen batu bara.
Dari sektor perbankan, geliat hadir dari stock split PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). Menurut Andhika, stock split yang dilakukan emiten akan menghasilkan sentimen positif untuk pergerakan harga.
Namun, Andika memprediksi, jika misalnya BMRI tembus 9.925, maka tidak menutup kemungkinan, BMRI melanjutkan koreksi atau penurunan ke level 9.550 atau 9.725.
"Investor bisa melakukan buy on weakness di sekitar level 9.550 hingga 9.725. BMRI menarik untuk dikoleksi," terangnya.
Dia memprediksi, ini bisa tercatat selama seminggu atau dua minggu lagi.