Meski demikian, Indo Premier mencatat katalis positif bagi sektor ini masih terbatas. Beberapa faktor eksternal, seperti kenaikan suku bunga deposito berdenominasi dolar AS serta kebijakan pemerintah terkait pembentukan koperasi desa dan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) perumahan, dinilai berpotensi menekan sentimen jangka pendek.
Indo Premier memperkirakan biaya dana (cost of fund) akan berangsur turun pada paruh kedua 2025, yang dapat memperbaiki margin bunga bersih perbankan. Kendati demikian, potensi revisi kinerja laba untuk kuartal ketiga tahun ini diperkirakan terbatas.
BI Diperkirakan Tahan Suku Bunga
BI diperkirakan kembali menahan suku bunga acuan pada Rabu (19/11/2025) besok demi membatasi tekanan pada rupiah, sambil terus mendorong perbankan menurunkan suku bunga kredit. Kesimpulan ini muncul dalam jajak pendapat Reuters terhadap para ekonom.
Melansir dari Reuters, pada bulan lalu, BI mengejutkan pasar dengan menghentikan siklus penurunan suku bunga lebih awal.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan saat itu bahwa prioritas bank sentral adalah mendorong bank-bank swasta menurunkan bunga pinjaman agar beban pelaku usaha dan rumah tangga bisa berkurang, di tengah lemahnya permintaan domestik dan biaya pinjaman yang masih tinggi.