IDXChannel - International Monetary Fund (IMF) memprediksi adanya ancaman resesi di sejumlah negara, mengingat prediksi penurunan pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan bakal terjadi di tahun ini.
Prediksi ini membandingkan penurunan dari enam persen di 2021, menjadi 2,7 persen pada tahun ini. Efek krisis ekonomi dari pandemi Covid-19 yang berkepanjangan menyebabkan implikasi makro ekonomi yang lebih luas.
Selain itu, konflik bersenjata antara Rusia dengan Ukraina juga menambah ketidakpastian dinamika ekonomi politik di level global.
Wakil Menteri Keuangan RI, Suahasil Nazara menjelaskan bahwa meskipun kondisi ekonomi masih tidak menentu, upaya pemulihan ekonomi di Indonesia sudah mulai berjalan. Hal ini dapat dilihat dari mobilitas masyarakat yang memicu perputaran roda perekonomian Indonesia.
"Jadi supaya kegiatan ekonominya bergerak, mobilitas masyarakat perlu terus naik. Di sisi lain, kita perlu menyadari bahwa Covid-19 masih berada di luaran dan penularan harus sebisa mungkin kita tekan terus lewat penerapan protokol kesehatan," ujar Suahasil, dalam Pangudi Luhur Alumni Club: Economic Outlook 2023, pekan lalu.
Menurut Suahasil, kondisi daya beli Indonesia saat ini relatif masih terjaga di tengah ancaman inflasi. Suahasil juga menilai mobilitas masyarakat meningkatkan pertumbuhan kegiatan ekonomi.
“Perekonomian Indonesia sudah berjalan ke arah yang positif. Hal itu dapat dilihat dari kedigdayaan perekonomian Indonesia, dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2022 berhasil meningkat hingga 5,7 persen," tutur Alumni SMA Pangudi Luhur Tahun 1988 itu.
Namun demikian, meski pertumbuhan ekonomi meningkat, Suahasil mengakui bahwa angka inflasi juga bergerak ke tren yang serupa. Karenanya, Suahasil juga menghimbau masyarakat untuk tetap optimis dan waspada.
"Yang bisa dilakukan masyarakat adalah tetap optimis dengan segala kegiatan ekonomi sekaligus waspada terhadap dampak penyebaran Covid-19 dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang kita jalankan. Optimisme serta kewaspadaan menjadi modal masyarakat Indonesia agar dapat bertahan di tengah ketidakpastian global," tegas Suahasil.
Dalam kesempatan yang sama, Head of Public Policy and Stakeholder Engagement Pluang, Gusti Kahari, yang juga tampil sebagai pembicara, juga sepakat dengan apa yang disampaikan oleh Suahasil.
Gusti menyebut bahwa pemulihan ekonomi bisa didorong dengan berkolaborasi dalam peningkatan program literasi dan inklusi keuangan di Indonesia.
Berbicara soal investasi, dinamika makro ekonomi yang diprediksi akan terus volatil sebelumnya merupakan satu dari segala jenis faktor penentu pengalaman berinvestasi.
Dinamika inflasi global yang berimplikasi pada meningkatnya suku bunga AS dan outflow capital besar-besaran pada aset investasi berisiko tinggi patutnya menjadi pengingat bahwa investasi di tahun 2023 perlu upaya navigasi portofolio.
“Pembatasan sosial di masa pandemi dan krisis ekonomi yang dialami mendorong masyarakat berusaha mencari alternatif pendapatan pasif dan meningkatkan kapasitas pengetahuan keuangannya," ujar Gusti.
Terkait hal itu, Gusti menjelaskan, Pluang sebagai platform investasi multi-aset tentunya terus berkomitmen menjadi kanal penyedia konten edukasi keuangan guna memperluas cakupan literasi dan inklusi keuangan, yang harapannya dapat mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional. (TSA)