Hal senada juga turut disampaikan Direktur MRAT yang lain, yaitu Jodi Andrea Suryokusumo. Meski terjadi penurunan signifikan di sektor health product, namun penjualan dari sektor kosmetik terbukti telah memberikan kontribusi positif terhadap kinerja perusahaan pada triwulan III ini.
"Di sisi lain, kami juga harus menanggung beban inflasi akibat adanya kenaikan bahan baku yang cukup signifikan yang membuat gross profit Perseroan menurun," ujar Jodi.
Selain itu, menurut Jodi, pihaknya terus melakukan efisiensi baik dari sisi manufacturing, distribusi hingga program marketing yang diharapkan akan berdampak positif pada kinerja Perseroan ke depannya. "Opsi kenaikan harga untuk beberapa produk tidak bisa dihindari, namun tentunya semua kenaikan harga bahan baku tersebut tidak serta merta akan dibebankan seluruhnya kepada konsumen,” tutur Jodi.
Hingga September 2022, penjualan MRAT turun 15 persen menjadi Rp217,9 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp255,9 miliar. Sementara, beban pokok penjualan menurun 12 persen dari Rp113,8 miliar di tahun 2021, menjadi Rp100,3 miliar di tahun 2022.
Alhasil, terdapat penurunan pada laba kotor MRAT yang semula sebesar 56% per September 2021 menjadi 54% per September 2022.