Lebih lanjut, meskipun produksi dan penjualan meningkat 5 persen dari tahun lalu, harga batu bara yang anjlok 28 persen berdampak signifikan pada kondisi pasar batu bara yang bergejolak.
Sebagaimana yang disinggung di atas, penjualan yang meningkat ternetralisir oleh turunnya realisasi harga batu bara sebesar 28 persen menjadi USD85,2/ton, lebih rendah dibandingkan posisi USD118,7/ton tahun lalu.
“Prioritas BUMI tetap konsisten memenuhi kewajiban DMO [penjualan batu bara untuk kepentingan dalam negeri],” jelas manajemen BUMI, dikutip IDXChannel, Jumat (1/12).
Manajemen menjelaskan, optimisasi biaya, digitalisasi, bauran energi yang akan dikerjakan, dan upaya untuk mengerjakan bauran energi, menyesuaikan produksi dengan kebutuhan pasar dan inventori yang rendah guna mengoptimalkan modal kerja menjadi prioritas utama perseroan saat ini.
Untuk pedoman 2023, manajemen mematok volume batu bara di kisaran 75 MT – 80 MT, dengan harga batu bara di rentang USD80/ton – USD90/ton dan biaya kas produksi USD55/ton dan USD60/ton.
Kabar teranyar, BUMI berencana menggelar Paparan Publik Tahunan pada 6 Desember 2023 pukul 10.00 WIB. (ADF)