Kenaikan ini menjadi yang tertinggi dalam tiga bulan terakhir. Diketahui harga batu bara tertekan sejak akhir tahun lalu karena lesunya permintaan global.
Harga batu bara terkerek dipengaruhi sentimen tingginya impor China dari Australia, juga permintaan India yang kembali membaik, dan potensi pemogokan serikat kerja gas alam cair (LNG) di Australia.
Badan Energi Internasional (IEA) dalam laporannya empat minggu lalu memprediksi China, India, dan negara-negara Asia Tenggara diperkirakan menyumbang 3 dari setiap 4 ton batubara yang dikonsumsi di seluruh dunia sepanjang 2023.
Di China, peningkatan konsumsi batu bara juga didukung oleh peningkatan konsumsi listrik.
Adapun total konsumsi listrik bulan Januari hingga Juni tahun ini di China mencapai sekitar 4.300 terawatt-jam (tWh), meningkat sebesar 5 persen dibandingkan tahun lalu, menurut data dari Administrasi Energi Nasional (NEA).