sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga CPO Melemah, Berpotensi Catat Penurunan 2 Pekan Beruntun

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
24/10/2025 15:45 WIB
Harga minyak sawit mentah (CPO) melemah pada Jumat (24/10/2025), menuju penurunan mingguan kedua.
Harga CPO Melemah, Berpotensi Catat Penurunan 2 Pekan Beruntun. (Foto: Freepik)
Harga CPO Melemah, Berpotensi Catat Penurunan 2 Pekan Beruntun. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak sawit mentah (CPO) melemah pada Jumat (24/10/2025), menuju penurunan mingguan kedua. Pasar bergerak dalam kisaran sempit karena pelaku masih mencari arah baru.

Kontrak berjangka (futures) CPO acuan untuk pengiriman Januari di Bursa Derivatif Malaysia turun 0,65 persen menjadi MYR4.442 per ton pada jeda sesi siang. Sepanjang pekan ini, harga telah turun 1,57 persen.

“Pergerakan harga hari ini masih berkisar antara MYR4.400 hingga MYR4.500 sambil menunggu pemicu baru,” ujar seorang trader berbasis di Kuala Lumpur, dikutip Reuters.

Di bursa Dalian, kontrak minyak kedelai paling aktif naik 0,17 persen, sementara kontrak minyak sawit menguat 0,37 persen. Sebaliknya, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade turun 0,45 persen. Harga CPO kerap mengikuti pergerakan harga minyak nabati lainnya karena bersaing di pasar minyak nabati global.

Sementara itu, harga minyak mentah dunia turun pada awal perdagangan Jumat, memangkas sebagian kenaikan tajam sehari sebelumnya.

Meski begitu, harga minyak masih berada di jalur kenaikan mingguan, setelah Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi terhadap dua perusahaan minyak terbesar Rusia terkait perang di Ukraina, yang memicu kekhawatiran pasokan.

Penurunan harga minyak mentah membuat minyak sawit menjadi kurang menarik sebagai bahan baku biodiesel.

Namun, pelemahan harga tertahan oleh kabar bahwa Indonesia berencana mewajibkan campuran bioetanol 10 persen dalam bensin pada 2027 untuk mengurangi ketergantungan impor bahan bakar.

Di sisi lain, Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOC) memperkirakan harga CPO tetap berada di atas MYR4.400 menjelang 2026, di tengah tren ekspor minyak sawit dan minyak kedelai yang bervariasi.

Sentimen pasar juga mendapat dukungan setelah Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Presiden AS Donald Trump akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pekan depan di Korea Selatan, yang sedikit meredakan kekhawatiran perdagangan antara Washington dan Beijing. (Aldo Fernando)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement