Pelemahan harga minyak mentah membuat minyak sawit menjadi bahan baku biodiesel yang kurang menarik.
Data dari regulator industri menunjukkan, dikutip dari Reuters, stok minyak sawit Malaysia melonjak ke level tertinggi dalam delapan bulan pada Mei, karena lonjakan produksi dan impor mengimbangi ekspor yang mencapai level tertinggi dalam enam bulan.
Surveyor kargo memperkirakan ekspor produk minyak sawit Malaysia pada periode 1-10 Juni naik antara 8,1 persen hingga 26,4 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Impor kedelai Uni Eropa untuk musim 2024-2025 yang dimulai Juli mencapai 13,3 juta ton metrik hingga 8 Juni, naik 7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, impor minyak sawit turun 19 persen menjadi 2,69 juta ton, menurut data Komisi Eropa.
Sementara itu, ringgit—mata uang perdagangan minyak sawit—melemah 0,12 persen terhadap dolar AS, sehingga membuat harga komoditas ini sedikit lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang asing. (Aldo Fernando)