sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga CPO Naik Tipis, Pasar Waspadai Lonjakan Stok

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
03/12/2025 16:27 WIB
Harga minyak sawit mentah (CPO) menguat tipis pada Rabu (3/12/2025), ditopang penguatan harga minyak nabati di bursa Chicago dan Dalian.
Harga CPO Naik Tipis, Pasar Waspadai Lonjakan Stok. (Foto: Freepik)
Harga CPO Naik Tipis, Pasar Waspadai Lonjakan Stok. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak sawit mentah (CPO) menguat tipis pada Rabu (3/12/2025), ditopang penguatan harga minyak nabati di bursa Chicago dan Dalian.

Antisipasi lonjakan permintaan menjelang Tahun Baru Imlek dan Ramadan awal 2026 juga memberi sentimen positif tambahan.

Menurut data pasar, pukul 16.02 WIB, kontrak berjangka (futures) CPO di Bursa Malaysia Derivatives naik 0,07 persen ke MYR4.160 per ton.

Di India, sebagai pembeli terbesar, impor November tercatat naik tipis setelah harga yang lebih rendah mendorong produsen beralih dari soyoil dan minyak bunga matahari yang lebih mahal.

Namun, proyeksi Reuters menunjukkan persediaan minyak sawit kemungkinan meningkat ke level tertinggi dalam enam setengah tahun pada November, menandakan ketersediaan suplai yang melimpah.

Lemahnya ekspor turut membatasi kenaikan harga hari ini. Intertek mencatat pengiriman turun 19,7 persen secara bulanan. Kenaikan stok di negara produsen minyak sawit terbesar kedua dunia itu berpotensi menekan harga CPO acuan, yang kini diperdagangkan mendekati level terendah dalam hampir lima bulan.

Stok minyak sawit diperkirakan naik 7,78 persen secara bulanan menjadi 2,66 juta ton pada November, tertinggi sejak April 2019, berdasarkan estimasi median dari 10 pelaku pasar, perusahaan perkebunan, dan analis yang disurvei Reuters.

Produksi CPO diperkirakan mencapai 1,98 juta ton, turun 3 persen dari bulan sebelumnya, namun tetap menjadi produksi November tertinggi sepanjang sejarah.

Penurunan ini lebih ringan dibanding rata-rata penurunan 6,8 persen yang biasanya terjadi pada November dalam 25 tahun terakhir.

Produksi diperkirakan bertahan mendekati 2 juta ton untuk bulan kedua berturut-turut, didukung cuaca yang kondusif, ketersediaan tenaga kerja yang membaik, serta areal perkebunan baru dengan produktivitas lebih tinggi.

Tren ini berpotensi mendorong produksi CPO tahunan menembus 20 juta ton untuk pertama kalinya.

Di sisi ekspor, pengiriman produk minyak sawit diperkirakan turun 14,9 persen menjadi 1,44 juta ton setelah mencatat kenaikan selama dua bulan beruntun.

Pasar juga mencermati potensi risiko operasional imbas sengketa lahan di negara bagian Terengganu, meski pelaku pasar melihat dampaknya masih terbatas dalam jangka pendek.

Sementara itu di Indonesia, produsen terbesar dunia, pelaku industri menyatakan banjir dan siklon di Sumatra tidak menyebabkan gangguan produksi yang signifikan, sehingga meredam ekspektasi dukungan harga dari sisi pasokan. (Aldo Fernando)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement