Di samping itu, fluktuasi harga CPO menunjukkan pentingnya peningkatan produktivitas kebun agar kinerja perseroan dapat dipertahankan. Oleh karena itu, ANJT menjalankan strategi keseimbangan usia tanaman melalui program replanting agar dapat meningkatkan produktivitas dalam jangka panjang dan menjaga pertumbuhan di masa depan.
Di tengah program penanaman kembali yang masif, perkebunan di Pulau Belitung mencatat total produksi TBS sebesar 54.070 metrik ton, meningkat 26,3% dari sebelumnya sebesar 42.797 metrik ton. Perkebunan Sumatera Utara I tercatat memproduksi total TBS sebesar 29.911 metrik ton, naik 5,0% di atas total produksi TBS pada pada periode yang sama tahun lalu, yaitu sebesar 28.488 metrik ton.
Lalu, perkebunan di Papua Barat Daya sudah memasuki periode menghasilkan atau young mature, walaupun belum menghasilkan produksi optimal yang dapat menutupi biaya-biaya operasional terkait dan beban penyusutan. Produksi optimal di Papua Barat Daya diperkirakan akan tercapai dalam tiga tahun ke depan.
ANJT juga melaporkan bahwa tiga kebun koperasi kemitraan di Pulau Belitung telah mendapatkan sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Dengan demikian, perseroan sudah berhasil mencapai 100% sertifikasi RSPO bagi perkebunan plasma dan kemitraan perseroan.
“Kami akan terus melanjutkan praktik perkebunan yang berkelanjutan serta mencapai ambisi ESG kami, seperti target emisi nol bersih pada tahun 2030,” tutup Nopri.
(FAY)