“Kami juga melihat adanya aktivitas penutupan posisi jual (short covering) hari ini menjelang libur akhir tahun,” kata Supramaniam.
Namun demikian, ia menambahkan, pelemahan permintaan, penguatan ringgit, serta rekor panen kedelai di Amerika Selatan akan membatasi ruang kenaikan harga.
Di sisi lain, permintaan ekspor menunjukkan tanda-tanda stabilisasi. Data surveyor kargo mencatat pengapalan periode 1-25 Desember naik sekitar 1,6 persen hingga 3 persen dibandingkan November.
Minat beli juga diperkuat oleh India sebagai importir terbesar, di mana pembelian minyak sawit pada November meningkat 5 persen seiring harga yang lebih menarik.
Sementara itu, mengutip Trading Economics, di Indonesia selaku produsen terbesar dunia, isu tarif dengan Amerika Serikat (AS) disebut telah terselesaikan. Kesepakatan diperkirakan tercapai pada akhir Januari dan berpotensi memberikan pengecualian tarif untuk sejumlah produk, termasuk minyak sawit.