Sejumlah data ekonomi penting seperti inflasi dan pengangguran juga gagal dirilis pada Jumat karena pemerintahan masih dalam masa tidak aktif.
Kondisi tersebut menciptakan ketidakpastian karena pasar kehilangan acuan untuk menilai arah kebijakan Federal Reserve (The Fed) terkait suku bunga.
Namun, ketegangan geopolitik di Timur Tengah dinilai masih akan mendorong harga logam mulia ke depan.
"Geopolitik di Timur Tengah kita lihat semakin memanas, di mana Iran mengonfirmasi telah menyita kapal tanker Amerika Serikat," kata Ibrahim.
Selain itu, ketegangan antara Rusia dan Ukraina berpotensi menghambat pasokan minyak global.
Dari dalam negeri, suplai terhadap emas juga dinilai berada dalam posisi terbatas, dipicu tambang emas Freeport yang harus menghentikan operasi tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC).
“Artinya apa? Ke depan stok logam mulia akan menyusut, yang membuat harga logam mulia kemungkinan besar masih akan terus mengalami kenaikan," kata dia.
(NIA DEVIYANA)