Sebagai aset pelindung nilai di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, emas sempat mencetak rekor tertinggi di USD3.500,20 bulan lalu. Sepanjang tahun ini, harga emas telah naik 21,3 persen.
"Meski tren jangka panjangnya masih cenderung naik, saya tidak akan heran jika tekanan jual masih berlanjut dalam beberapa hari ke depan," kata analis pasar di City Index dan FOREX.com, Fawad Razaqzada.
"Target penurunan pertama ada di level USD3.136, lalu USD3.073, dan yang paling signifikan di USD3.000," tuturnya.
Pelaku pasar kini menanti rilis data indeks harga produsen (PPI) AS yang dijadwalkan pada Kamis, setelah data inflasi konsumen sebelumnya keluar di bawah ekspektasi. Data ini akan menjadi acuan bagi arah kebijakan Federal Reserve (The Fed).
Suku bunga yang lebih rendah biasanya meningkatkan daya tarik emas, mengingat emas tidak memberikan imbal hasil langsung. (Aldo Fernando)