IDXChannel – Harga emas melemah pada Kamis (14/8/2025) setelah data inflasi Amerika Serikat (AS) tercatat lebih tinggi dari perkiraan.
Penurunan klaim tunjangan pengangguran turut mendorong penguatan dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah, sehingga memangkas peluang pemangkasan suku bunga besar pada September.
Harga emas spot (XAU/USD) turun 0,60 persen menjadi USD3.335,58 per troy ons.
Indeks dolar (DXY) naik 0,5 persen dari posisi terendah dalam lebih dari dua pekan, membuat emas kurang menarik bagi pembeli di luar AS. Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun juga naik dari posisi terendah sepekan.
Data harga grosir AS yang lebih kuat meredam spekulasi pemangkasan suku bunga setengah poin bulan depan.
Mengutip Reuters, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan indeks harga produsen (PPI) naik 3,3 persen secara tahunan pada Juli, melampaui perkiraan 2,5 persen. Sementara klaim tunjangan pengangguran mingguan tercatat 224.000, lebih rendah dari perkiraan 228.000.
Kepala strategi komoditas Saxo Bank, Ole Hansen, mengatakan, “Emas bergerak turun karena data PPI AS yang lebih tinggi dari perkiraan dapat menurunkan ekspektasi pemangkasan suku bunga, sebab berpotensi memicu kenaikan inflasi inti PCE Juli, yang kemungkinan membuat Federal Reserve (The Fed) tetap berhati-hati.”
Namun, ia menambahkan, “Secara keseluruhan, data ini tidak mengubah pandangan bullish kami terhadap emas karena The Fed pada akhirnya harus memilih antara melawan inflasi atau mendukung ekonomi.”
Pelaku pasar kini cenderung memperkirakan pemangkasan seperempat poin bulan depan, disusul langkah serupa pada Oktober, sejalan dengan komentar pejabat The Fed Mary Daly yang menolak perlunya pemangkasan 50 basis poin pada September.
Emas, yang kerap menjadi aset lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi atau geopolitik, biasanya diuntungkan oleh suku bunga rendah.
“Kami tidak melihat reli ini telah berakhir — hanya memasuki fase konsolidasi, dengan pelaku pasar menunggu pemicu baru. Pemangkasan suku bunga akan menjadi faktor yang memicu reli kembali,” kata analis logam mulia senior CRU, Kiril Kirilenko.
Ia memperkirakan emas akan kembali menguji rekor tertinggi USD3.500 pada akhir tahun atau awal tahun depan. (Aldo Fernando)