IDXChannel – Harga emas dunia melemah pada perdagangan Kamis (22/8/2024), melanjutkan penurunan pada Rabu (21/8) usai menyentuh rekor tertinggi pada Selasa lalu (20/8) seiring menguatnya dolar dan kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS).
Menurut data pasar, emas spot (XAU/USD) emas ditutup terkoreksi 1,10 persen ke USD2.484,72 per troy ons pada Kamis. Pada Rabu, logam mulia tersebut turun 0,07 persen.
Mengutip MT Newswires, penurunan ini terjadi meskipun notulen dari pertemuan terakhir Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), komite kebijakan Federal Reserve (The Fed) AS, menunjukkan, pihak bank mungkin siap untuk mulai memangkas suku bunga pada pertemuan September.
Pidato Ketua Fed Jerome Powell pada Jumat di konferensi tahunan bank sentral di Jackson Hole, Wyoming, akan sangat diperhatikan investor untuk melihat apakah ada konfirmasi bahwa suku bunga yang lebih rendah akan segera diterapkan di ekonomi terbesar dunia tersebut.
Namun, potensi kenaikan harga emas dari suku bunga yang lebih rendah mungkin sudah diperhitungkan (priced in), sehingga hanya sedikit ruang tersisa untuk kenaikan harga logam mulia ini.
"Risiko konsolidasi atau bahkan koreksi tampak terlihat, seiring pergerakan harga menunjukkan tanda-tanda kelelahan setelah reli terbaru ke rekor baru, terutama mengingat respons yang terbatas terhadap data pertumbuhan pekerjaan AS yang melemah dan notulen FOMC yang hampir mengonfirmasi pemangkasan suku bunga pada September," menurut catatan Saxo Bank, dikutip MT Newswires, Kamis (22/8).
Dolar menguat pada Kamis, dengan indeks dolar ICE terakhir terlihat naik 0,38 poin menjadi 101,52.
Imbal hasil obligasi juga meningkat, yang berdampak negatif bagi emas karena tidak memberikan bunga.
Obligasi AS bertenor dua tahun terakhir terlihat memberikan imbal hasil sebesar 4,018 persen, naik 7,5 basis poin, sementara imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun naik 6,4 basis poin menjadi 3,869 persen. (Aldo Fernando)