“Cokelat mungkin menjadi lebih mahal pada Paskah 2025, jika penyakit pohon kakao dan cuaca buruk memperpanjang defisit di tengah tingginya harga gula,” kata analis Bloomberg Intelligence Diana Gomes dalam sebuah catatan pada Jumat (22/3).
Menurut Bloomberg, meski harga melonjak, para spekulan sebenarnya sudah menarik diri dari pasar. Hal ini menunjukkan bahwa pembeli fisik mungkin memainkan peran penting dalam kenaikan harga kakao dunia.
Selain itu, peraturan Uni Eropa tentan produk anti deforestasu juga akan semakin mempersulit produsen coklat terkemuka kawasan tersebut untuk mendapatkan pasokan. (ADF)