sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga Kembali Tertekan, Prospek Batu Bara di Pasar Asia Masih Bisa Cerah?

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
24/05/2023 12:12 WIB
Harga batu bara masih mengalami tekanan pada pekan ini.
Harga Kembali Tertekan, Prospek Batu Bara di Pasar Asia Masih Bisa Cerah? (Foto: MNC Media)
Harga Kembali Tertekan, Prospek Batu Bara di Pasar Asia Masih Bisa Cerah? (Foto: MNC Media)

Sepanjang 2022, total impor batu bara termal Asia Tenggara dilaporkan melonjak menjadi lebih dari 10 juta ton per bulan dari Mei hingga Agustus. Lonjakan ini dibandingkan rata-rata bulanan sekitar 8 juta ton selama empat bulan pembukaan tahun ini.

Selama empat bulan pertama 2023, impor batu bara termal Asia Tenggara berjalan 18% di atas titik yang sama pada 2022.

Ini menunjukkan bahwa utilitas batu bara mungkin masih bisa lebih baik tahun ini daripada tahun sebelumnya. Saat musim panas, kenaikan penggunaan AC menjadi peluang untuk meningkatkan permintaan pasokan listrik.

Posisi Indonesia

Meskipun secara keseluruhan ekspor Indonesia menurun, namun ekspor batu bara Indonesia sepanjang Januari-April 2023 tercatat meningkat.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor batu bara RI pada Januari-April 2023 meningkat 2,51% secara year on year (yoy) yakni 103,19 juta ton.

Wilayah Asia masih menjadi pasar terbesar dengan China masih menjadi pembeli terbesar.

Menurut data pengapalan dari konsultan Kpler, ekspor utama batu bara Indonesia adalah  ke India, Korea Selatan, Taiwan, dan Filipina yang semuanya mengalami kenaikan tahun lalu. Sementara pengapalan batu bara ke pasar terbesarnya yakni China turun pada 2022.

Sebagai catatan, Indonesia sempat melarang ekspor batu bara pada Januari 2022 untuk mengamankan pasokan dalam negeri sebagai pasokan pembangkit listrik untuk PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Adapun berdasarkan target Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pemerintah menargetkan produksi batu bara pada 2023 sebesar 695 juta ton. Adapun target penjualan ke dalam negeri sebesar 177 juta ton dan ekspor batu bara sebesar 518 juta ton.

Di tengah harga yang terus menurun dan pasar yang bersaing, terutama dengan batu bara Australia, Indonesia dan kawasan Asia Tenggara masih perlu meningkatkan daya saing.

Dalam arti, meskipun harga terus tertekan, pendapatan dari batu bara harus bersaing terutama dengan Australia.

Sebagai informasi, Australia masih bisa memaksimalkan pendapatan dari aktivitas ekspor batu bara.

Berdasarkan data S&P Global, pendapatan ekspor sumber daya dan energi Australia diperkirakan akan mencapai rekor AUD464 miliar atau setara USD310 miliar pada tahun fiskal 2022-2023 (Juli-Juni).

Angka ini AUD5 miliar lebih tinggi dari perkiraan pemerintah pada Desember tahun lalu. Salah satu alasannya karena peningkatan dalam ekspor batu bara metalurgi dan termal. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Berita Rekomendasi

Berita Terkait
Advertisement
Advertisement