sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga Kembali Tertekan, Prospek Batu Bara di Pasar Asia Masih Bisa Cerah?

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
24/05/2023 12:12 WIB
Harga batu bara masih mengalami tekanan pada pekan ini.
Harga Kembali Tertekan, Prospek Batu Bara di Pasar Asia Masih Bisa Cerah? (Foto: MNC Media)
Harga Kembali Tertekan, Prospek Batu Bara di Pasar Asia Masih Bisa Cerah? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Harga batu bara masih mengalami tekanan pada pekan ini. Sempat naik 6 persen, harga batu bara kontrak Juni di pasar ICE Newcastle berada di posisi USD 158,1 per ton, 1,65 persen pada perdagangan Selasa (23/5/2023).

Tertekannya harga batu bara ini disebut karena permintaan yang melemah, terutama di pasar Eropa dan Amerika.

Pelemahan harga emas hitam mengakhiri tren positif yang sempat terjadi dua hari sebelumnya dengan kenaikan harga mencapai 6,1 persen. (Lihat tabel di bawah ini.)

Di Asia, permintaan emas hitam masih terfokus pada China dan India yang masih mencatatkan kenaikan impor.

Namun, batu bara Australia nampaknya masih diminati oleh pembeli Asia, termasuk China dan India.

Pengiriman baru batu bara Australia ke China naik ke level tertinggi sejak Beijing menghentikan impor pada musim gugur 2020.

Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (23/5/2023), larangan tersebut berakhir pada awal tahun ini dan minat China terhadap batu bara berkualitas tinggi dari Australia mendapatkan momentum.

Pengiriman dari Australia pada April, yang sebagian besar berupa batu bara termal untuk pembangkit listrik, melonjak 75% dari bulan sebelumnya menjadi 3,89 juta ton, menurut data bea cukai China.

Hal ini membuat pangsa impor Australia mencapai 10%, hampir dua kali lipat dari level Maret. Sementara itu, mengutip analisis Reuters, Asia Tenggara secara keseluruhan hanya menyumbang sekitar 12% dari impor batu bara termal global.

Melihat tren ini, meskipun dalam tekanan harga, pasar Asia masih sangat menjanjikan bagi penjualan batu bara. Australia dan Asia Tenggara sebagai produsen utama dapat bersaing ketat.

Potensi Batu Bara Asia Tenggara

China dan India selalu menjadi pasar potensial bagi batu bara produksi kawasan Asia Tenggara dan Australia.

Meski bersaing dengan Australia, batu bara produksi Asia Tenggara masih memiliki potensi pasar yang lebih luas.

Berdasarkan data Kpler, kawasan Asia Tenggara secara rutin mengimpor lebih dari 100 juta ton batu bara setiap tahunnya.

Asia Tenggara, termasuk Indonesia, telah melampaui pertumbuhan importir utama batu bara lainnya secara global sejak 2018. Angkanya bahkan meningkat pada tingkat rata-rata 14% per tahun. Laju pertumbuhan tersebut sebanding dengan 3% untuk China dan 13% untuk India.

Jika angka ini dipertahankan, maka akan menjadikan kawasan ini sebagai pendorong kuat penggunaan batu bara global yang dapat mengimbangi penurunan penggunaan batu bara yang diperkirakan terjadi di pasar lain.

Terlebih lagi, karena beragamnya sifat ekonomi, sistem politik, dan tren demografi kawasan ini, kawasan Asia Tenggara akan sedikit berkontribusi untuk memenuhi target global untuk mengurangi penggunaan batu bara.

Wilayah ini juga disebut kurang rentan terhadap tekanan internasional untuk mengurangi emisi dari aktivitas batu bara.

Inti dari selera impor batu bara di kawasan ini adalah ketergantungan yang tinggi pada batu bara untuk pembangkit listrik.

Indonesia sebagai salah satu negara eksportir utama batu bara termal terbesar di kawasan ini bahkan dunia masih bergantung pada batu bara lebih dari 60% untuk pembangkit listrik.

Sementara Filipina sebagai importir batu bara terbesar di kawasan ini, dan bersama Malaysia, Vietnam, dan Kamboja mengandalkan batu bara untuk lebih dari 40% untuk kebutuhan pembangkit listrik. Sedangkan Thailand menggunakan batu bara untuk sekitar 20% pembangkit listriknya.

Menurut analisis Administrasi Informasi Energi A.S, penggunaan kumulatif batu bara di wilayah ini bahkan diperkirakan sekitar 200 juta ton per tahun.

Meskipun penggunaan batu bara di seluruh wilayah cukup konstan, bulan-bulan musim panas menjadi saat terbaik untuk meningkatkan perdagangan batu bara.

Halaman : 1 2
Berita Rekomendasi

Berita Terkait
Advertisement
Advertisement