Koreksi harga batu bara ini terjadi akibat China dan India mengalami peningkatan produksi batu bara dan mulai beralihnya ke energi baru terbarukan.
Hal ini langsung direspons negatif oleh mayoritas saham pertambangan batu bara yang terpantau terkoreksi dalam di perdagangan sesi I Kamis (26/10/2023).
Saham INDY koreksi 3,97% ke posisi 1.815 per saham, saham BUMI melemah 3,39% ke posisi 114 per saham, saham ADRO melemah 1,87% ke posisi 2.620, saham HRUM melemah 1,7% ke 1.730, saham BYAN melemah 1,56% ke 18.950, saham DOID melemah 1,52% ke 388, saham TOBA melemah 1,5% ke 262, saham PTBA melemah 1,49% ke 2.650 dan saham ITMG koreksi 1,1% ke 26.950.
Di tengah koreksi dalam harga batu bara saat ini, Research Analyst RHB Sekuritas Muhammad Wafi memperkirakan harga batu bara di akhir tahun dapat mencapai USD140-USD150 per metrik ton.
Selain karena faktor musiman, lanjut Wafi, kenaikan harga minyak dapat mendorong aksi switching ke alternatif energi lain yang lebih murah, yakni batu bara.
(YNA)