IDXChannel - Minyak mentah dunia berhasil menguat pekan ini setelah bergerak fluktuatif di tengah sejumlah kabar yang membayangi.
Menurut data pasar, kontrak berjangka (futures) minyak jenis Brent turun tipis 0,07 persen secara harian ke posisi USD72,18 per barel pada Jumat (13/9), tetapi mencatatkan penguatan 0,99 persen selama pekan ini.
Sementara, minyak jenis WTI naik tipis 0,01 persen ke level USD69,26 per barel pada Jumat. Dalam sepekan minyak WTI meningkat 1,66 persen.
Kabar teranyar, pasokan minyak ketat akibat Badai Francine yang menghentikan 42 persen produksi di Teluk Meksiko, AS.
Koreksi Brent tersebut usai harga minyak terus pulih dari level terendah dalam tiga tahun yang tercapai pada Selasa lalu karena lemahnya permintaan dari China.
Namun, setelah Badai Francine melintasi Teluk Meksiko, sebanyak 732.316 barel per hari pasokan masih terhenti, menurut regulator lepas pantai AS.
“Harga minyak terus rebound dari posisi terendah tiga tahun, meskipun IEA memperingatkan bahwa pertumbuhan permintaan minyak global melambat tajam akibat ekonomi China yang melambat,” kata Saxo Bank dalam sebuah catatan.
“Sentimen risk-on yang lebih mendukung, ditambah dengan gangguan akibat badai di AS, memicu aksi short covering dengan US$75 menjadi level kunci yang harus diperhatikan untuk Brent.”
Francine mendarat di Louisiana sebagai badai kategori 2 tetapi dengan cepat melemah menjadi depresi tropis, membuat pusat pengolahan kilang di negara bagian tersebut sebagian besar tidak terkena dampak dan operasi kembali berjalan, meskipun pelabuhan ekspor minyak masih belum beroperasi, menurut Badan Informasi Energi AS.
Meskipun terjadi gangguan pasokan, harga minyak tetap tertekan oleh kekhawatiran permintaan yang lesu di pasar utama.
IEA memperingatkan tentang perlambatan pertumbuhan permintaan minyak global, terutama didorong oleh melemahnya ekonomi China, dan memperkirakan potensi surplus pasokan pada 2024, meskipun ada pemotongan produksi yang terus dilakukan oleh OPEC+.
Data awal pekan ini menunjukkan penurunan impor minyak mentah China sebesar 3,1 persen dari Januari hingga Agustus 2024 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Di AS, kekhawatiran terhadap permintaan meningkat karena stok minyak dan bahan bakar bertambah pekan lalu.
Meskipun menghadapi tantangan (headwinds) tersebut, seperti disebut di muka, harga minyak mencatat kenaikan mingguan pertama dalam lima pekan belakangan, naik sekitar 1 persen. (Aldo Fernando)