Kepala Ekonom Rystad Energy Claudio Galimberti menyebut kesepakatan damai ini sebagai ‘terobosan besar dalam sejarah modern Timur Tengah’ yang berpotensi membawa dampak luas bagi pasar minyak—mulai dari kemungkinan penurunan serangan Houthi di Laut Merah hingga meningkatnya peluang tercapainya kesepakatan nuklir dengan Iran.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya dalam OPEC+ pada Minggu sepakat untuk menaikkan produksi pada November dengan besaran yang lebih kecil dari perkiraan pasar, sehingga meredakan kekhawatiran akan kelebihan pasokan.
Sehari sebelumnya, harga minyak sempat naik sekitar 1 persen ke level tertinggi dalam sepekan setelah investor menilai lambannya kemajuan perundingan damai Ukraina sebagai sinyal bahwa sanksi terhadap Rusia, eksportir minyak terbesar kedua dunia, akan berlanjut dalam waktu dekat.
Sementara itu, rancangan undang-undang (RUU) dari Partai Demokrat dan Republik untuk mendanai pemerintah AS dan mengakhiri penutupan (shutdown) belum memperoleh cukup suara di Senat. Penutupan yang berkepanjangan dapat melemahkan ekonomi dan menekan permintaan minyak.
Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan dirinya berbicara dengan Presiden AS Donald Trump pada Kamis dan keduanya meninjau kemajuan baik dalam negosiasi perdagangan serta sepakat untuk tetap berkomunikasi intensif dalam beberapa minggu mendatang.