“Pasar sedang memperhitungkan premi risiko geopolitik dari langkah Iran terhadap IAEA,” kata analis komoditas UBS Giovanni Staunovo. “Namun ini lebih ke soal sentimen, belum ada gangguan pasokan nyata.”
Harga minyak juga terdongkrak oleh kesepakatan dagang antara AS dan Vietnam. Presiden Donald Trump dan media pemerintah Vietnam menyatakan kedua negara sepakat menerapkan tarif sebesar 20 persen pada banyak produk ekspor asal Vietnam, menyusul negosiasi di menit-menit akhir.
“Selera risiko pasar tampaknya terdorong oleh kesepakatan tarif antara AS dan Vietnam hari ini,” kata analis di perusahaan konsultan energi Ritterbusch and Associates.
Namun, harga minyak sempat memangkas kenaikannya setelah Administrasi Informasi Energi AS (EIA) melaporkan bahwa persediaan minyak mentah domestik naik 3,8 juta barel menjadi 419 juta barel pekan lalu.
Dalam jajak pendapat Reuters, analis sebelumnya memperkirakan penurunan sebesar 1,8 juta barel. Permintaan bensin juga turun menjadi 8,6 juta barel per hari, menimbulkan kekhawatiran terhadap konsumsi di puncak musim mengemudi musim panas.