Sebelumnya, Menteri Pertahanan Iran Aziz Nasirzadeh memperingatkan bahwa Teheran akan menyerang pangkalan militer AS di kawasan jika pembicaraan nuklir gagal dan konflik dengan Washington pecah. Presiden Donald Trump dalam sebuah wawancara mengaku kurang yakin Iran akan bersedia menghentikan pengayaan uranium dalam kesepakatan nuklir dengan AS.
Ketegangan yang berlanjut dengan Iran membuat pasokan minyak negara itu kemungkinan tetap tertekan akibat sanksi.
Meski demikian, pasokan global tetap diproyeksikan meningkat, seiring rencana OPEC+ untuk menaikkan produksi sebesar 411.000 barel per hari pada Juli—bulan keempat berturut-turut dalam rangka mengurangi pembatasan produksi.
“Kenaikan permintaan minyak di negara-negara anggota OPEC+, terutama Arab Saudi, bisa mengimbangi tambahan pasokan dan menjaga harga tetap tinggi dalam beberapa bulan mendatang,” ujar analis Capital Economics, Hamad Hussain, dalam catatannya.
Faktor lain yang turut menopang harga minyak adalah kabar tercapainya kesepakatan dagang antara AS dan China, yang berpotensi mendongkrak permintaan energi di dua ekonomi terbesar dunia.