IDXChannel - Bayang-bayang kelebihan pasokan (oversupply) kembali menekan pergerakan harga minyak dunia.
Meski dinilai bersifat sementara, kondisi ini mulai memengaruhi sentimen saham-saham sektor minyak dan gas (migas), mendorong analis mencermati peluang selektif pada sejumlah emiten yang dinilai masih menarik secara teknikal dan fundamental.
Analis Julius Baer, bank swasta asal Swiss, Norbert Rücker, dalam sebuah catatan riset, dikutip Dow Jones Newswires, pada Kamis (18/12/2025), menjelaskan, harga minyak diperkirakan masih akan berada di bawah tekanan pada tahun depan seiring surplus pasokan yang belum mereda.
Menurut dia, risiko pasokan akibat meningkatnya tekanan Amerika Serikat (AS) terhadap Venezuela kecil kemungkinan berdampak signifikan.
“Venezuela adalah pemain kecil dan sebagian ekspornya kemungkinan tetap berlanjut,” kata Rücker.