Menurut Lipow, harga minyak yang masih rendah memberi ruang bagi pemerintahan Trump untuk menegakkan sanksi dengan lebih tegas, terlebih di saat OPEC+ tengah memproduksi jauh di atas kuota dan berniat meningkatkan produksinya.
Tiga sumber Reuters yang mengetahui pembicaraan internal OPEC+ menyebutkan bahwa beberapa anggotanya akan mengusulkan percepatan kenaikan produksi pada bulan Juni, menandai bulan kedua berturut-turut usulan peningkatan output. Delapan negara anggota OPEC+ akan bertemu pada 5 Mei untuk menentukan rencana produksi bulan berikutnya.
Sementara itu, Arab Saudi disebut mengatakan kepada sekutu dan pelaku industri bahwa mereka tidak berniat menopang harga minyak melalui pemangkasan pasokan, dan siap menghadapi periode harga rendah yang berkepanjangan.
Di sisi permintaan, ekonomi AS tercatat mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam tiga tahun pada kuartal I-2025, sebagaimana ditunjukkan data yang dirilis Rabu lalu.
Penurunan ini dipicu lonjakan impor ketika pelaku usaha berupaya menghindari kenaikan biaya akibat tarif, mencerminkan dampak buruk dari kebijakan perdagangan Trump yang tidak menentu.