Pada perdagangan Jumat (7/6) pekan lalu, harga minyak berada di bawah tekanan karena data pekerjaan AS yang kuat mendorong para trader untuk memangkas ekspektasi penurunan suku bunga AS, sehingga melemahkan prospek pertumbuhan ekonomi dan permintaan energi.
Pasar juga mengamati perkembangan politik di Eropa setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan pemilu cepat setelah kalah dari partai National Rally pimpinan Le Pen dalam pemilu UE pada Minggu (9/6) pekan lalu.
Pekan lalu, harga minyak berakhir lebih rendah karena keputusan terbaru OPEC+ memicu kekhawatiran mengenai surplus pasokan.
Pada Minggu (2/6), organisasi kartel pengekspor minyak OPEC+ setuju untuk memperpanjang kebijakan pengurangan produksi hingga 2025 tetapi mengizinkan pembatalan pengurangan sukarela dari delapan negara anggota secara bertahap mulai Oktober.
Pada Desember mendatang, diperkirakan lebih dari 500.000 barel pasokan minyak per hari akan masuk kembali ke pasar, dan total pasokan 1,8 juta barel per hari akan kembali memenuhi pasar hingga Juni 2025.