Menurut analis Ritterbusch and Associates dalam sebuah catatan, pelemahan harga belakangan ini terutama dipicu oleh laporan kemajuan negosiasi damai Rusia–Ukraina.
"Namun, kami menilai pengurangan premi risiko lebih dari 5 persen terlalu berlebihan," tulis analis Ritterbusch, merujuk pada potensi perang yang masih dapat berlarut dan kembali memicu risiko geopolitik pada kontrak minyak.
Sanksi AS terhadap perusahaan minyak Rusia Rosneft dan Lukoil, yang mulai berlaku pada Jumat, memunculkan gesekan yang biasanya dapat mengangkat harga. Namun pasar kini terfokus pada pembicaraan damai.
Pendapatan minyak dan gas Rusia dari perusahaan negara diperkirakan turun sekitar 35 persen secara tahunan pada November menjadi 520 miliar rubel (setara USD6,59 miliar), dipengaruhi pelemahan harga minyak dan penguatan rubel, menurut perhitungan Reuters.
Presiden Dewan Eropa Antonio Costa menyambut baik ‘momentum baru’ dalam negosiasi mengakhiri perang di Ukraina dan menegaskan Uni Eropa akan terus mendukung Kyiv.