Harga minyak sawit cenderung mengikuti pergerakan harga minyak nabati pesaing karena bersaing di pasar minyak nabati global.
Sementara itu, harga minyak mentah juga naik akibat kekhawatiran gangguan pasokan di tengah meningkatnya konflik Rusia-Ukraina. Harga minyak yang lebih kuat membuat minyak sawit kian menarik sebagai bahan baku biodiesel.
Mata uang ringgit, yang menjadi alat transaksi minyak sawit, melemah 0,19 persen terhadap dolar AS, sehingga komoditas ini sedikit lebih murah bagi pembeli dengan mata uang asing.
Dari sisi pasokan, Indonesia mengekspor 13,64 juta ton minyak sawit mentah dan olahan sepanjang Januari–Juli, naik 10,95 persen dibanding tahun sebelumnya. (Aldo Fernando)