Namun, pada konferensi pers Sabtu kemarin (5/11), pejabat kesehatan China mengatakan mereka akan bertahan dengan pendekatan antisipatif terkait kasus baru.
Data perdagangan China pada Senin (7/11) dapat menunjukkan penurunan lebih lanjut terhadap ekspor karena permintaan global terus melemah.
"Pasar masih menghadapi tanda-tanda melemahnya permintaan minyak dari harga yang sudah tinggi dan latar belakang ekonomi yang lemah di sejumlah pasar negara maju," kata analis ANZ dalam sebuah catatan, menambahkan permintaan di Eropa dan Amerika Serikat telah turun kembali ke level tahun 2019.
Satu hal yang mengimbangi penurunan harga datang dari ekspektasi pasokan yang lebih ketat karena embargo Uni Eropa terhadap ekspor minyak mentah Rusia akan mulai berlaku pada 5 Desember, sementara kilang di seluruh dunia telah beranjak untuk meningkatkan produksi mereka demi mengantisipasi kelangkaan pasokan.
Seperti misalnya, pabrik penyulingan minyak di AS pada kuartal ini telah menjalankan pabrik mereka pada kapasitas yang cukup tinggi di atas 90% dari total kapasitas, sementara pengilangan swasta terbesar di China, Zhejiang Petroleum and Chemical Co (ZPC) dikabarkan juga meningkatkan produksi. (NIA)