Selain itu, tren suku bunga yang tinggi membuat pertumbuhan global melambat. Hal ini dikhawatirkan dapat turut serta mengurangi permintaan bahan bakar.
"Pada dasarnya, saya masih berpikir harga kemungkinan akan bergerak lebih tinggi karena pengetatan sanksi Rusia, persediaan minyak mentah global yang rendah, dan cadangan AS yang merosot" kata Analis National Australia Bank, Baden Moore, dilansir Reuters, Jumat (30/9/2022).
Sebagai catatan, sejumlah anggota terkemuka OPEC+ yang dipimpin Rusia, telah mulai membahas pengurangan produksi menjelang pertemuan mereka pada hari Rabu depan. Dalam hal ini, terdapat saran dari Rusia agar pasokan minyak dipangks hingga 1 juta barel per hari.
"Saya berharap OPEC dalam posisi yang baik untuk mengelola pasokan untuk mengimbangi risiko permintaan," lanjut dia. (NIA)