“Faktor tarif tampaknya semakin menjadi fokus menjelang tenggat waktu dari AS,” kata analis dari firma penasihat energi Ritterbusch and Associates dalam sebuah catatan.
Dua sumber pemerintah India juga menyebutkan kepada Reuters bahwa peluang tercapainya kesepakatan dagang sementara antara AS dan India sebelum tenggat tersebut turut memudar.
Produk diesel menjadi penekan utama di pasar energi, mencerminkan kekhawatiran atas perlambatan ekonomi. Bahan bakar industri ini, yang banyak digunakan dalam sektor manufaktur, konstruksi, dan transportasi berat, sebelumnya mencatatkan kinerja terbaik dalam beberapa pekan terakhir karena pasokan global yang ketat.
Futures untuk solar dengan kadar sulfur sangat rendah di AS turun hampir 3 persen menjadi USD102,50 per barel pada Selasa.
Meski demikian, ujar Ritterbusch and Associates, tekanan penurunan harga minyak kemungkinan terbatas karena masih ada peluang AS menunda atau mengurangi rencana tarif tersebut.