IDXChannel - Harga minyak dunia turun 1 persen pada Selasa (2/12/2025) seiring pasar menimbang memudarnya harapan perdamaian Rusia-Ukraina dengan kekhawatiran kelebihan pasokan.
Kontrak berjangka (futures) Brent ditutup terkoreksi 1,14 persen, ke USD62,45 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat (AS) melemah 1,15 persen, ke USD58,64 per barel. Kedua benchmark ini sebelumnya menguat lebih dari 1 persen pada Senin.
Pelaku pasar kembali memusatkan perhatian pada pembicaraan damai Rusia-Ukraina setelah Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu utusan khusus Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Steve Witkoff, bersama menantunya, Jared Kushner, di Kremlin pada Selasa.
“Harga minyak tertahan karena ekspektasi terobosan dalam pembicaraan damai Ukraina yang bisa membuka kembali aliran suplai Rusia,” ujar peneliti senior di Center for Strategic and International Studies, Clayton Seigle, dikutip Reuters.
Ia menambahkan, “Namun harapan itu tampaknya akan pupus, dan pasar justru menghadapi risiko gangguan yang lebih besar karena energi semakin menjadi sasaran kedua belah pihak.”
Menjelang pertemuan tersebut, Putin memperingatkan negara-negara Eropa bahwa jika mereka memulai perang dengan Rusia, Moskow siap meladeni. Ia juga mengancam memutus akses laut Ukraina sebagai respons atas serangan drone terhadap kapal tanker ‘shadow fleet’ Rusia di Laut Hitam.
Putin dijadwalkan memulai kunjungan dua hari ke India pada Kamis, menawarkan penjualan minyak Rusia, sistem rudal, dan jet tempur untuk memulihkan hubungan energi dan pertahanan yang sempat tertekan akibat tekanan Amerika Serikat terhadap negara Asia Selatan itu.
“Retorika yang bercampur ini membuat harga minyak sempat bergoyang, awalnya memunculkan keyakinan bahwa Rusia akan tetap memasok minyak ke India,” kata analis senior Price Futures Group, Phil Flynn.
Namun pernyataan Putin, lanjut Flynn, mengisyaratkan bahwa kesepakatan damai tampaknya tidak sedekat yang diharapkan pasar.
Kekhawatiran terbaru mengenai kelebihan pasokan yang menekan harga minyak sebagian terimbangi oleh serangan terhadap infrastruktur Rusia akhir pekan lalu serta meningkatnya tensi antara AS dan Venezuela.
Pada Senin, Caspian Pipeline Consortium menyatakan telah melanjutkan pengiriman minyak dari salah satu titik tambat di terminal Laut Hitam setelah serangan drone besar-besaran dari Ukraina pada Sabtu.
Sebuah kapal tanker berbendera Rusia yang mengangkut minyak bunga matahari juga melaporkan serangan drone di lepas pantai Turki pada Selasa.
Trump sebelumnya menyatakan bahwa wilayah udara di atas dan sekitar Venezuela harus dianggap tertutup, memicu ketidakpastian baru di pasar minyak mengingat negara tersebut merupakan produsen besar.
OPEC+ memutuskan mempertahankan level produksi minyak untuk kuartal pertama 2026 pada pertemuan Minggu lalu ketika kelompok itu menahan laju upaya untuk merebut kembali pangsa pasar di tengah kekhawatiran kelebihan suplai.
Persediaan minyak mentah Amerika Serikat naik 2,48 juta barel pada pekan yang berakhir 28 November. Stok bensin bertambah 3,14 juta barel dan distilat naik 2,88 juta barel dibanding pekan sebelumnya, menurut sumber yang mengutip data American Petroleum Institute.
Sementara, data resmi pemerintah AS dijadwalkan dirilis Rabu. (Aldo Fernando)