sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga Timah Melesat ke Level Tertinggi dalam Tujuh Bulan

Market news editor Maulina Ulfa
19/03/2024 09:42 WIB
Harga timah berjangka (futures) di bursa London Metal Exchange (LME) naik 1,47 persen di level USD28.674 per ton pada perdagangan Senin (18/2/2024).
Harga Timah Melesat ke Level Tertinggi dalam Tujuh Bulan. (Foto: Reuters)
Harga Timah Melesat ke Level Tertinggi dalam Tujuh Bulan. (Foto: Reuters)

IDXChannel - Harga timah berjangka (futures) di bursa London Metal Exchange (LME) naik 1,47 persen di level USD28.674 per ton pada perdagangan Senin (18/2/2024).

Harga timah menguat diperdagangkan di level tertinggi dalam 7 bulan di tengah ancaman mengetatnya pasokan dan prospek permintaan yang positif. (Lihat grafik di bawah ini.)

Ekspor timah hampir terhentinya pada Januari karena tertundanya persetujuan rencana pekerjaan tambang tahunan di Indonesia dan merupakan penurunan ekspor dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 6.000 ton.

Meskipun aktivitas penambangan di Negara Bagian Wa, Myanmar, yang telah dilarang pada Agustus 2023, telah dimulai kembali, ketidakpastian masih ada sehingga menimbulkan risiko pasokan timah secara global.

Diketahui wilayah ini menyumbang 70 persen produksi timah Myanmar, menjadikannya produsen timah terbesar ketiga di dunia dan pemasok signifikan ke China.

Pasar timah global diperkirakan akan berubah dari surplus 6.000 ton pada tahun sebelumnya menjadi defisit 5.000 ton pada tahun 2024.

Dari sisi permintaan, peningkatan penjualan semikonduktor dan teknologi, khususnya AI dan chip otomotif, diperkirakan akan mendukung peningkatan tersebut.

Indonesia sendiri mencatat realisasi produksi dan pemanfaatan mineral tahun 2023 timah sebesar 67,6 ribu ton dari target tahun 2023 sebesar 70 ribu ton.

Salah satu perusahaan tambang timah pelat merah, PT Timah Tbk (TINS) mengalami sejumlah kendala dalam merealisasikan produksi bijih timah di tahun 2023.

Berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2023, TINS menargetkan produksi mencapai 26.000 ton atau lebih tinggi dari tahun lalu. 

Melansir materi paparan publik, hingga kuartal III 2023 realisasi produksi bijih timah sebanyak 14.502 ton, mengalami penurunan 23 persen secara year on year (YoY). 

Dalam market outlook 2024, Kepala Riset RHB Sekuritas Andrey Wijaya menilai, sentimen makroekonomi masih membayangi sektor tambang logam.

Namun demikian, prospek komoditas timah akan terdorong pertumbuhan permintaan produk elektronik dari Korea dan terbatasnya output manufaktur dari Eropa dan China.

Sementara itu, persediaan timah di LME terus meningkat dan mendorong terjadinya kondisi surplus di pasar.

Mengutip Market Reports World, dalam laporan Pasar Timah global menunjukkan pola pertumbuhan yang konsisten dan kuat dalam beberapa waktu terakhir, yang diperkirakan akan terus positif hingga tahun 2031.

Tren yang menonjol di pasar timah adalah meningkatnya permintaan akan produk-produk yang ramah lingkungan yang menggunakan timah sebagai bahan baku.

Selain itu, aktivitas industri China yang melonjak sebesar 7 persen tahun-ke-tahun (yoy) pada bulan Januari-Februari 2024 dan melebihi ekspektasi pasar sebesar 5 persen bisa menjadi katalis positif sejumlah komoditas mineral. (ADF)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement