"Kalau kita lihat beberapa tahun lalu, misalkan 2013, harga BMTR itu Rp 2.800 per saham. Kalau kita lihat, kinerja tahun 2013 dibandingkan tahun 2021, mungkin kinerjanya lebih bagus sekarang daripada yang dulu. Jadi, harga BMTR itu masih jauh, masih jauh sekali," katanya.
Lo Kheng Hong mengungkapkan tak pernah menjual saham BMTR yang dimilikinya. Meskipun beberapa temannya menjualnya, karena tergiur keuntungan yang besar, namun saham miliknya justru terus bertambah.
"Masih didiamin saja, nggak pernah dijual. Mungkin bisa ditambah, tapi nggak dijual. Karena ketika saya beli 200, satu minggu kemudian akan menjadi 350. Itu kan sudah untung berapa tuh, 75 persen. Saya nggak jual 1 lot pun," ungkap Lo Kheng Hong. (RAMA)