Ahmad menilai kebutuhan modal kerja dan pembiayaan kembali/refinancing mendominasi penerbitan obligasi mengingat dua hal itu merupakan kebutuhan pokok perusahaan.
Urgensi kebutuhan tersebut masih dipengaruhi oleh daya beli masyarakat yang membuat agenda ekspansi perusahaan relatif tertunda.
Menurutnya, banyak perusahaan yang masih menunggu situasi perekonomian Indonesia di tengah pandemi Covid-19.
"Memang pandemi masih cukup berpengaruh. Pertama dari sisi konsumen ada pengurangan spending, kalo berkurang maka perusahaan juga ragu berekspansi. Selanjutnya dari sisi penerbitan, lebih banyak didominasi kebutuhan modal kerja dan refinancing utang. Ini kan untuk kebutuhan rutin, bukan untuk ekspansi. Dua ini kan untuk kebutuhan rutin, bukan untuk ekspansi," tukasnya.
Di sisi lain, Ahmad memandang ada kesempatan bagi perusahaan untuk memanfaatkan suku bunga acuan yang rendah untuk kebutuhan internal perusahaan.