Penyebab lain turunnya harga minyak mentah dunia selama November 2021 adalah OPEC melalui laporan bulan November 2021, menyampaikan penurunan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak mentah global di tahun 2021 sebesar 160 ribu BOPD dibandingkan proyeksi pada bulan sebelumnya, menjadi 5,65 juta BOPD, sehingga proyeksi permintaan minyak mentah global di tahun 2021 menjadi 96,44 juta BOPD.
"Juga terdapat penurunan proyeksi permintaan minyak mentah global di tahun 2022 sebesar 160 ribu BOPD dibandingkan proyeksi pada bulan sebelumnya, menjadi 100,59 juta BOPD," kata Tim Harga Minyak dalam laporan tersebut.
Terakhir, penguatan nilai tukar dollar AS terhadap sejumlah mata uang mencapai rekor tertinggi dalam 16 bulan terakhir seiring data perekonomian AS yang positif.
Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh impor minyak mentah Cina yang merosot hingga level terendah dalam tiga tahun terakhir akibat tingginya harga minyak dan pembatasan kuota impor untuk kilang-kilang independen.
Selain itu, kembali melonjaknya kasus infeksi Covid-19 di beberapa negara di Asia seperti Singapura, Korea Selatan dan China, serta penurunan proyeksi permintaan minyak mentah Cina dan India akibat lockdown di sejumlah daerah dan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dari yang diprediksi sebelumnya.
Selengkapnya perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional sebagai berikut:
- Dated Brent turun sebesar USD2,22 per barel dari USD83,66 per barel menjadi USD81,44 per barel.
- WTI (Nymex) turun sebesar USD2,57 per barel dari USD81,22 per barel menjadi USD78,65 per barel.
- Basket OPEC turun sebesar USD1,25 per barel dari USD82,07 per barel menjadi USD80,82 per barel.
- Brent (ICE) turun sebesar USD2,90 per barel dari USD83,75 per barel menjadi USD80,85 per barel.
(IND)