Anggie Ariesta
Menurut dia, jika dilakukan dengan cara yang konvensional, pemulihan mungkin nanti memerlukan belanja modal (capex) dan sebagainya, sehingga IDXSTI menyiapkan agar itu bisa menjadi pilihan bagi Anggota Bursa.
"Jadi di satu sisi, kewajibannya bisa terpenuhi tapi ini bukan kewajiban yang asal terpenuhi. Tapi kewajiban yang dengan cost yang se-efisien mungkin," tutur Syafruddin.
IDXSTI menilai yang paling penting adalah ketika diperlukan, data center-nya siap untuk di aktivasi, kemudian dipulihkan. Sehingga kalau bicara mengenai kondisi disaster seperti kondisi bencana yang klasiknya adalah kebakaran dan gempa bumi.
"Kalau yang kecil-kecil mungkin mati listrik gitu kan. Nah itu sudah kita handle nih di fasilitas data center-nya. Anti gempa, listriknya juga terjamin dan sebagainya. Tapi kalau misalkan kita bicara bencana yang nge-tren, itu yang sekarang sering mungkin serangan cyber dan sebagainya," ujar Syafruddin.
Dilihat dari sisi kesiapan AB, baik IDXSTI dan AREA31 melihat ada estimasi yang cukup potensial dalam hal perlu ada peremajaan server.
Syafruddin menekankan, sebenarnya layanan tersebut adalah sistem cadangan yang siap digunakan ketika sistem utamanya terjadi masalah.
Masalah tersebut bisa berbagai macam, seperti rusak, terkena ransomware, kebakaran, gempa dan sebagainya. Jika hal itu terjadi, ada sistem cadangan yang di-maintain oleh IDXSTI yang bila diperlukan dengan Service Level Agreements (SLA) 99,982 persen, sehingga jika ingin diaktivasi, bisa segera dilakukan pemulihan.
Kelebihan dari MRT DRaaS adalah ditempatkan pada lokasi data center AREA31 yang berstandar internasional. Menggunakan teknologi infrastruktur berkelas enterprise, memiliki tingkat ketersediaan atau SLA tinggi dan minim gangguan.
(FAY)
