Dari Inggris, data pertumbuhan ekonomi bulan Mei 2025 mengalami kontraksi sebesar 0,1 persen month on month dari kontraksi 0,3 persen month on month di April 2025. Penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar dua bulan berturut-turut ini meningkatkan potensi pertumbuhan ekonomi Inggris pada kuartal II-2025 mengalami kontraksi.
Hal tersebut mendorong pelemahan poundsterling terhadap US dollar. Pelemahan ekonomi Inggris meningkatkan potensi penurunan suku bunga acuan Bank of England pada Agustus mendatang.
Di sisi lain, kekhawatiran akan potensi perlambatan ekonomi global setelah Trump mengumumkan tarif 35 persen terhadap Kanada dan tarif 50 persen untuk impor tembaga, mendorong indeks di bursa Eropa dibuka melemah. Presiden Trump juga mengindikasikan akan mengirimkan surat penetapan tarif impor kepada Uni Eropa. Indeks Dow Jones Futures juga bergerak melemah.
Sejumlah saham yang bisa dicermati pekan depan antara lain PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), dan PT Elnusa Tbk (ELSA).
(Dhera Arizona)