“Selain itu, kenaikan tingkat suku bunga Bank Indonesia sebesar 0,25% atau 25 basis poin yang melawan ekspektasi pasar, serta ketidakpastian dari perang Hamas-Israel turut memengaruhi IHSG,” kata Arjun kepada IDX Channel, Senin (23/10/2023).
Di samping itu, koreksi indeks juga disebabkan oleh pelemahan rupiah. Kenaikan yield obligasi di AS yang sempat menyentuh level 5% membuat rupiah tertekan sekarang di level Rp15.940.
Hal ini, lanjut Arjun, dapat mendorong BI kembali menaikkan suku bunga lagi lebih lanjut. “Kalau kita lihat hari ini, yield 10 tahun AS juga mulai naik lagi secara kencang jadi itu juga pengaruh penurunan indeks global,” ujar Arjun.
Senada, Head of Research Center Mirae Asset Sekuritas, Roger MM juga mengatakan bahwa penurunan indeks hari ini tidak dipengaruhi oleh penetapan bacapres dan bacawapres. “Adapun penetapan cawapres tidak terlalu memengaruhi pasar, tapi hanya pada saham-saham terkait,” kata Roger.
(FRI)