Di periode tersebut, investor asing banyak mengoleksi saham-saham berkapitalisasi besar (big caps) seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO). Guyuran modal asing terhadap saham BMRI bahkan membuat harga saham bank pelat merah itu juga ikut melesat mencapai ATH bersamaan dengan IHSG.
Hari ini saham-saham big caps, terutama bank seperti BMRI (+1,07 persen), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) (+2,12 persen), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) (+1,93 persen) mendorong IHSG mencetak ATH.
Namun, peran emiten-emiten milik taipan Prajogo Pangestu juga tak kalah penting mendorong indeks hari ini seperti PT Barito Pacific Tbk (BRPT) (+7,14 persen), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) (+4,76 persen), dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) (+1,19 persen).
Prasetya menilai, kinerja emiten juga menjadi pendorong pergerakan IHSG. Hingga semester I-2024, sejumlah sektor seperti konsumer dan perbankan mencatat kinerja yang baik.
BMRI dan BBCA, kata dia, menjadi bank dengan performa terbaik di antara empat bank besar lain. Sementara, emiten konsumer seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Industri Jamu dan Sido Muncul Tbk (SIDO) mencatat pertumbuhan pendapatan di atas ekspektasi.