Inarno menyebutkan, banyak faktor yang dapat memengaruhi pergerakan IHSG antara lain kondisi perekonomian global, minat investor asing, serta fundamental perusahaan-perusahaan yang melakukan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).
“Itu yang mempengaruhi indeks kita, jadi bukan karena emiten-emiten kecil,” ujar Inarno.
Pada Mei 2023, IHSG tercatat turun 4,08% ke level 6.633,26. Indeks melemah secara month to date jika dibandingkan dengan April lalu yang menguat 1,62% ke level 6.915,72.
Non-resident mencatatkan inflow sebesar Rp1,67 triliun secara month to date. Sementara secara year to date, IHSG melemah sebesar 3,17% dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp20,58 triliun.
“Pelemahan IHSG didorong pelemahan saham di sektor energi dan bahan baku, yang sejalan dengan perkembangan harga komoditas,” kata Inarno.
(YNA)