Selain itu, menurut Dimas, aliran dana asing (foreign flow) yang masih konsisten keluar dari IHSG serta sinyal patah tren yang terjadi di beberapa saham konglomerasi yang selama ini juga menjadi penopang bagi pergerakan IHSG.
Perlu diketahui, foreign flow merupakan salah satu indikator yang bersifat leading, artinya sering terjadi ketika investor asing melakukan distribusi (outflow), dalam jangka pendek terjadi hal-hal random yang membuat rancu dan membuat seolah distribusi investor asing terlihat "normal".
“Apabila, indikator ini dikonfirmasi dengan teknikalnya (seperti yang terjadi pada IHSG yang baru saja breakdown dari MA200 weekly) di minggu lalu maka kedua data tersebut mengonfirmasi arah pergerakan market ke depannya,” tutur Dimas.
Dimas juga melihat sentimen persiapan bagi dividen. Dalam kondisi market normal biasanya investor asing mulai mencatatkan inflow ke IHSG mulai dari pertengahan Februari sebagai persiapan momentum pembagian dividen saham-saham big banks pada Maret-April.
“Kesimpulannya, jika kita analisis menggunakan probabilitas, maka probabilitas investor asing mulai mencatatkan inflow ke IHSG sebesar 50-50. Hal ini juga sekaligus menggambarkan probabilitas pergerakan IHSG ke depannya,” kata Dimas.