sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

IHSG Diproyeksi ke 7.600 di 2022, Program Pemulihan Ekonomi dan Harga Komoditas Jadi Pendorong Utama

Market news editor Fahmi Abidin
16/12/2021 14:52 WIB
(IHSG) pada 2022 mendatang diperkirakan akan tembus ke posisi 7.600 seiring dengan berlanjutnya program pemulihan ekonomi Pemerintahan Jokowi.
IHSG Diproyeksi ke 7.600 di 2022, Program Pemulihan Ekonomi dan Harga Komoditas Jadi Pendorong Utama (Foto: MNC Media)
IHSG Diproyeksi ke 7.600 di 2022, Program Pemulihan Ekonomi dan Harga Komoditas Jadi Pendorong Utama (Foto: MNC Media)

Berkah Komoditas

Optimisme tersebut tentu bisa menjadi katalis positif bagi pasar modal Indonesia, khususnya pasar saham. Head of Research Investment Strategist Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya, CFA, CPA (Aust.), CFP, CMT, CFTe memproyeksikan, IHSG bisa menguat hingga ke level 7.600 pada 2022 mendatang. Di akhir 2021, Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG akan bertengger di kisaran 6.880.

Proyeksi tersebut didasarkan pada pertumbuhan kinerja positif emiten yang terus berlanjut dan preferensi para pemodal asing yang menilai bahwa pasar saham negara-negara berkembang memiliki kinerja yang lebih tinggi dibanding negara-negara maju.

Menurut Hariyanto, Indonesia masih akan mendapatkan berkah dari harga komoditas yang diproyeksikan tetap tinggi di tahun depan. Hal ini menyusul besarnya eksposur RI akan ekspor barang komoditas. Momentum tersebut akan mengerek transaksi ekspor Indonesia secara keseluruhan yang pada akhirnya bisa mendorong ekonomi dan kinerja perusahaan tumbuh lebih tinggi.

“Secara historis, dana asing yang masuk ke pasar saham Indonesia akan meningkat ketika harga komoditas tinggi, seperti yang terjadi pada 2013-2014 dan 2020-2021. Oleh karena itu, di 2022 aliran dana asing diperkirakan akan terus masuk ke pasar saham domestik sejalan dengan masih tingginya harga komoditas,” paparnya.

Salah satu komoditas yang akan menjadi primadona adalah minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO). Komoditas ini dipercaya akan membawa dampak signifikan terhadap kinerja IHSG.

Terlebih, saat ini porsi kebun plasma atau kebun yang dimiliki oleh petani jumlahnya kian bertambah. Tingginya harga CPO akan membuat daya beli petani meningkat. Hariyanto memperkirakan, para petani yang pada tahun ini cenderung menyimpan penghasilannya dalam bentuk tabungan akan membelanjakannya pada 2022 mendatang. Hal tersebut akan berkontribusi terhadap tumbuhnya tingkat konsumsi masyarakat yang menjadi pendorong terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dampak Terbatas Tapering The Fed

Isu global yang akan mendapat sorotan salah satunya adalah Bank Sentral AS yang diperkirakan akan mempercepat kebijakan tapering atau mengurangi pembelian obligasi di pasar dan menaikkan suku bunga acuan untuk menahan laju inflasi yang sudah melambung tinggi.

Hariyanto mengingatkan, ketika The Fed memperketat kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga acuan dan menurunkan nilai neraca ketika inflasi melejit pada 2015-2019 lalu, IHSG justru menguat ditopang saham-saham sektor perbankan (JAKFIN).

“Menurut kami, dampak kebijakan normalisasi yang akan dilakukan The Fed nanti akan sangat terbatas,” tutur Hariyanto.

Untuk 2022, saham-saham yang berkaitan dengan perbankan, perusahaan ritel yang menjual produk-produk mewah, dan batu bara menjadi top picks Mirae Asset Sekuritas Indonesia. Adapun, saham-saham yang menjadi pilihan adalah BBNI, BMRI, BBRI, BTPS, BJTM, MAPA, ADRO, dan ITMG.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement