sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

IHSG Melemah Lebih dari 1 Persen, IPO Jumbo CDIA Dinilai Turut Seret Likuiditas

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
19/06/2025 11:32 WIB
Analis menyoroti bahwa rencana penawaran umum perdana (IPO) jumbo Grup Barito juga ikut mendorong aksi jual investor dan menekan pergerakan indeks pada Kamis.
IHSG Melemah Lebih dari 1 Persen, IPO Jumbo CDIA Dinilai Turut Seret Likuiditas. (Foto: Freepik)
IHSG Melemah Lebih dari 1 Persen, IPO Jumbo CDIA Dinilai Turut Seret Likuiditas. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Tekanan eksternal masih membayangi pasar. Namun, analis menyoroti bahwa rencana penawaran umum perdana (IPO) jumbo Grup Barito juga ikut mendorong aksi jual investor dan menekan pergerakan indeks pada perdagangan Kamis (19/6/2025).

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, hingga pukul 10.53 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 1,57 persen ke level 6.996,36.

Indeks tergerus ke bawah level psikologis 7.000 seiring melemahnya saham-saham bank besar dan sejumlah big cap milik grup konglomerasi. Sebanyak 566 saham melemah, sementara hanya 97 saham menguat dan 297 stagnan.

Pengamat pasar modal Michael Yeoh mengatakan bahwa koreksi ini tidak hanya dipicu oleh tekanan eksternal, melainkan juga karena strategi alokasi dana investor menjelang IPO besar PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), anak usaha PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) milik Prajogo Pangestu, yang berpotensi menyedot likuiditas pasar.

“CDIA akan melakukan IPO dengan skala yang besar,” kata dia.

Menurutnya, IPO CDIA—yang hari ini merilis prospektus penawaran saham perdana—yang diperkirakan menghimpun dana sekitar Rp2 triliun hingga Rp2,5 triliun bisa mendorong investor melakukan aksi jual.

“Hal ini juga membuat kebanyakan investor akan melakukan sell off saham-saham di portofolionya untuk melakukan subscription CDIA, mengingat suksesnya saham-saham Grup Barito sebelumnya, yaitu BREN,” kata Michael.

Di sisi lain, Michael juga menyinggung faktor eksternal yang turut memberi tekanan, seperti koreksi bursa kawasan dan tensi geopolitik di Timur Tengah.

“IHSG koreksi mengikuti pergerakan regional, terutama emerging market [pasar negara berkembang] di Asia,” ujar dia, Kamis (19/6/2025).

Ia mencatat, sejumlah indeks besar di kawasan seperti Hang Seng Hong Kong, KOSPI Korea Selatan, Nikkei Jepang, dan STI Singapura mencatat penurunan cukup dalam. Bahkan, menurutnya, “salah satu yang terbesar terjadi di Hang Seng.”

Penurunan ini juga disebut berkaitan erat dengan memanasnya situasi geopolitik. “Koreksi ini terjadi menyusul tensi perang di Timur Tengah yang meluas,” imbuh Michael. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement