Kedua, keputusan RDG BI. Di tanggal yang sama BI akan mengumumkan tingkat suku bunga acuannya yang berdasarkan konsensus BI diperkirakan juga menahan di level saat ini (5,75 persen).
Jika melihat indikator makro ekonomi dalam negeri memang secara pertimbangan logis sebaiknya BI tetap mempertahankan tingkat suku bunganya di level saat ini di bulan ini.
"Dua indikator yang menjadi justifikasi saya adalah nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS dan inflasi di dalam negeri. Apabila BI memangkas suku bunganya di level saat ini untuk meningkatkan inflasi yang di Januari lalu Indonesia mencatatkan deflasi pertama kali sejak Maret 2000 maka akan berdampak terhadap tekanan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS," ujar Dimas.
Ia menambahkan sedangkan apabila BI meningkatkan suku bunga acuannya, hal ini cenderung berat dilakukan karena tren penurunan suku bunga yang dilakukan mayoritas bank sentral dunia dan justru akan semakin menurunkan kemampuan daya beli masyarakat yang digambarkan melalui indikator inflasi tadi.
"Oleh karenanya, menahan suku bunga di level saat ini saya kira menjadi keputusan yang paling tepat bagi BI di bulan ini karena di bulan ini juga bertepatan dengan musim Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri yang akan meningkatkan konsumsi masyarakat yang harapannya akan memberikan catatan baik untuk inflasi di bulan ini," kata Dimas.