Ia menambahkan, hal ini dipicu oleh prospek suku bunga yang masih akan tinggi dalam jangka panjang, sehingga membuat aliran dana asing keluar (capital outflow) di pasar uang maupun pasar saham Indonesia.
Sentimen terakhir di minggu lalu yakni, Core Personal Consumption Expenditure (PCE) MoM, dimana indikator yang digunakan The Fed untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat inflasi tidak memasukkan harga food and energy dalam perhitungannya sehingga menggambarkan pengeluaran konsumsi yang lebih akurat (food and energy lebih volatile).
Secara bulanan Core PCE naik 0,1% (kenaikan terendah sejak Nov-2020) yang lebih rendah dari consensusnya sekaligus bulan sebelumnya yaitu 0,2%.
Berbicara tentang potensi market pada minggu ini, Dimas memprediksi pergerakan IHSG pada pekan ini akan bergerak di zona konsolidasi dengan support di level 6.925 dan resist di 7.000 dengan tiga sentimen utamanya yang wajib diperhatikan para trader, yakni resolusi anggaran US, inflasi tahunan Indonesia dan data ketenagakerjaan US.
Terkait resolusi anggaran US, jelasnya, pada minggu kemarin pasar menghadapi sentimen yang membuat pergerakan sangat volatil yaitu potensi government shutdown yang disebabkan pendanaan kepada pemerintah AS hingga akhir tahun fiskal ini.